Nama aseli saya Bagus Affrie Suzantiko, lahir di sebuah tempat di daerah Purwodadi, Grobogan 28 April 1997. Saya mencintai seni, terutama gamelan dan musik Hip Hop. Saya mencintai gamelan sejak SD saat saya mulai mempelajarinya dan sampai sekarang saya memainkannya. Saya pernah bermain di beberapa event, seperti di RRI, TVRI, H.U.T Semarang, H.U.T Grobogan dan saya pernah mengiringi beberapa seniman seperti Yati pesek. Saya mulai mencintai HIP HOP saat SMP, lagu yang paling saya suka adalah "Song of Sabdatama" Blog ini akan saya publikasikan, ketika saya sudah kembali ke Jogja dan bertemu idola saya......(Founder Jogja Hip Hop Foundation) “Negara Dalam Keadaan Bahaya”
Blog ini adalah tempat sederhana bagi saya untuk berbagi tentang pikiran-pikiran saya, dan segala hal yang berhubungan dengan saya
Salam hangat
Marzuki Affrie

Hallo,
Nama aseli saya Marzuki Mohamad, lahir di sebuah kampung di utara Candi Prambanan, 21 Februari 1976. Saya punya dua alias; Kill the DJ dan Chebolang. Saat ini saya dikenal sebagai pendiri Jogja Hip Hop Foundation, jauh sebelum itu, saya menginisiasi Parkinsound; Electronik Music Movement, dan juga banyak melakukan kegiatan senirupa dan theater. Maka kemudian saya menulis tagline ‘electronika-hip hop-visual’ dibelakang nama saya.
Blog ini adalah tempat sederhana bagi saya untuk berbagi tentang pikiran-pikiran saya, mimpi-mimpi saya, dan segala hal yang sudah atau akan saya kerjakan.
Salam hangat
Kill the DJ
The Crew
Kill the DJIa memiliki dua alias, Kill the DJ dan Chebolang. Tapi, ketahuilah bahwa nama aslinya Marzuki Mohamad. Ia anak seorang petani dan guru agama dari Prambanan. Jika kita bertanya tentang agama, ia akan mengaku sebagai seorang penganut animisme progresif. Marzuki mengaku beraliran elektronika – hip hop – visual, untuk mempresentasikan semua yang sudah dikerjakannya. Marzuki merupakan pendiri Performance Fucktory, Parkinsound, Re:publik Art, United of Nothing, Whatever Shop, dan sekarang Jogja Hip Hop Foundation. Proses Poetry Battle menghasilkan trilogi hip hop yang semua liriknya dihasilkan dari bacaannya terhadap teks asli Serat Centhini. Belakangan ini Marzuki kerap bekerja sama dengan sinden Jawa, Soimah Pancawati.
Jahanam
Jahanam adalah salah satu kru hip hop yang paling populer di Jogja saat ini. Album perdananya yang berjudul Jahanam Su! berhasil menghidupkan gairah hip hop di Jogja dan sekitarnya. Lebih dari 20.000 kopi laris di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Suriname, Jahanam konsisten memproduksi lagu-lagu berbahasa Jawa yang disuguhkan dengan dentuman urban yang hybrid. Melalui Poetry Battle, kita bisa mendengar bagaimana pertemuan musik Jahanam dengan teks-teks karya Sindhunata menjadi sebuah senyawa yang sempurna. Jahanam beranggotakan dua pemuda; Balance (Beatmaker/MC) dan Mamok (MC).
Rotra
Sebelum memiliki nama Rotra, Janu Prihaminanto a.k.a Ki Ageng Gantas, eks G-Tribe, adalah legenda. G-Tribe merupakan kru hip-hop berbahasa Jawa pertama di Yogyakarta, dan bahkan di Indonesia. Ki Ageng Gantas, yang akrab dipanggil Anto, adalah pionir hip-hop berbahasa Jawa. Sekarang, bersama Lukman Hakim a.k.a Rajapati mereka hadir dengan nama Rotra. Ki Ageng Gantas sangat dikenal sebagai seseorang yang selalu menghasilkan komposisi rap yang easy listening dengan refrain yang gampang diingat tanpa kehilangan sensibilitas kata-kata. Pun apabila yang dinyanyikannya adalah kritik sosial.
The Foundation

Didirikan oleh Marzuki Mohammad a.k.a Kill the DJ tahun 2003, adalah Javanese collective hip-hop crew yang terdiri dari; Kill the DJ, Jahanam, dan Rotra, juga dikenal dengan akronim Ki Jarot. JHF adalah soundtrack kehidupan di Yogyakarta, kota dimana tradisi terus tumbuh ditengah laju modernisasi. Beat urban khas hip-hop dipadu dengan gamelan dan bahasa Jawa, yang beberapa diantaranya menghidupkan kembali sastra atau mantra tradisional, semuanya tercipta secara natural tanpa pretensi kontemporer dan dinyanyikan oleh berbagai generasi dari pelosok desa hingga pusat kota.
Diawali dengan berbagai acara kecil seperti It’s Hip Hop Reunion dan Angkringan Hip Hop, kemudian pada tahun 2006-2009 memulai proyek Poetry Battle; eksplorasi karya puisi Indonesia dari puisi-puisi tradisional hingga kontemporer dengan media hip hop. Dari proyek itu menghasilkan dua buah album kompilasi Poetry Battle 1 & 2, dan berhasil membentuk identitas dan sikap berkarya JHF.
Dengan segala keunikan yang dimilikinya; mencampurkan musik hip hop dengan tradisi Jawa, JHF mulai diundang ke panggung-panggung internasional, diawali dengan pementasan di Esplanade Singapore tahun 2009, tahun 2011 JHF diundang pentas DI Asia Society – New York. Pada tahun 2010, Jogja Hip Hop Foundation meluncurkan film dokumenter Hiphopdiningrat; sebuah potret perjalanan hip hop Jawa. Film itu kemudian mendapatkan respon positif dari berbagai media dan kemudian diundang ke berbagai festival film internasional.
Sekarang fan base JHF semakin meluas dan tidak hanya terbatas di Yogyakarta, ribuan anak muda selalu menghadiri konser-konser terbuka JHF dan meniru gaya khas mereka; hip-hop fashion yang dipadu dengan kemeja batik. Keterbatasan bahasa tidak menjadi hambatan buat JHF dengan pembuktian penampilan-penampilan internasional mereka. JHF adalah group hip-hop dari Indonesia yang pertama kali melakukan konser eksklusif di kota kelahiran hip-hop, New York (2011), dan kembali akan tour di 10 kota di Amerika dan berbagai negara lainnya tahun 2012. Juga berbagai proyek kolaborasi dengan artis-artis internasional. JHF juga adalah salah satu icon / brand ambassador untuk Intel Inside (processor) internasional (2011 – 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar